Alihkan Impor BBM dari Singapura, Eddy Soeparno Dorong Percepatan Transisi Energi Bersih
Fraksipan.co – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, memberikan tanggapan atas rencana pemerintah yang akan mengalihkan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke kawasan Timur Tengah dan Amerika Serikat. Menurutnya, kebijakan tersebut harus melalui kajian mendalam terkait aspek keekonomian agar benar-benar menguntungkan bagi Indonesia.
“Perlu riset lebih lanjut tentang apakah spesifikasi di Timur Tengah dan AS sesuai dengan yang dibutuhkan dan harga akhir impor sampai ke pembeli tetap kompetitif dengan pasokan yang terjamin,” ungkapnya.
Selain menyoroti pentingnya efisiensi dan keandalan pasokan, Eddy juga menekankan agar langkah ini disertai dengan akselerasi transisi energi menuju sumber yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Rencana pengalihan impor BBM ini sebaiknya dibarengi dengan percepatan pembangunan energi baru dan terbarukan (EBT), serta transformasi sektor hilir energi agar lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil tidak cukup hanya melalui substitusi pasokan luar negeri, melainkan juga dengan beralih ke sumber energi bersih, seiring dengan tren global menuju dekarbonisasi.
“Ini bukan hanya soal mengganti pasokan dari luar dengan produksi dalam negeri, tetapi juga soal mengarahkan energi kita ke sumber yang lebih bersih. Kita tidak bisa terus menerus bergantung pada energi fosil di saat dunia bergerak ke arah dekarbonisasi,” tegasnya.
Eddy yang juga merupakan Doktor Ilmu Politik lulusan Universitas Indonesia, mendorong pemerintah untuk segera memperkuat kapasitas kilang domestik, memberi insentif bagi pengembangan energi hijau, serta menyusun peta jalan transisi energi yang konkret dan mencakup seluruh pemangku kepentingan.
“Target bauran energi terbarukan tahun ini adalah 19 persen. Perlu komitmen kuat untuk pada akhirnya mencapai NZE di tahun 2060 mendatang. Di antara yang saya selalu sampaikan adalah elektrifikasi sektor transportasi baik publik maupun pribadi dan elektrifikasi rumah tangga, khususnya untuk menghapus ketergantungan kita terhadap impor LPG yang digunakan untuk memasak,” paparnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan transportasi umum berbasis listrik untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menurunkan emisi.
“Menambah armada bis umum listrik dan memperluas wilayah operasinya akan semakin mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,” tambahnya.
Sebagai Wakil Ketua MPR RI, Eddy menegaskan bahwa lembaganya akan terus mengawal arah kebijakan energi nasional agar sejalan dengan amanat konstitusi, khususnya dalam menjamin keadilan sosial dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam demi kemakmuran rakyat.
“Transisi energi harus menjadi gerakan nasional yang melibatkan seluruh pihak — pemerintah, swasta, dan masyarakat. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkelanjutan,” tutupnya.